Tatapan yang memancarkan sinar penuh tanya, senyuman yang
mengartikan sebuah pengharapan, raut wajah yang menggambarkan rasa yang
terbenam. Di kala siang itu, dimana kita kembali di pertemukan oleh suasana
yang menjebak kita bertemu. Dari kejauhan ku melihat sesosok wajah nya, dan
mendekat menghampiriku.
“ Hallo “ sapanya begitu ramah.
Ku berhenti sejenak untuk menoleh, Ingin lidah ini berkata
lebih bukan hanya sekedar membalas sapanya. Tak mungkin ku bisa, aku seperti
kerdil di hadapannya yang terpatri mengecil tanpa kata kata. Mata yang berbinar
ku pancarkan ketika melihat wajah itu kembali di bingkai pandanganku.
Suasana hening pun pecah ketika tawa terdengar diantara kami,
dan kami pun terbawa didalamnya. Lirik . . lirik . . sesekali ku dapatkan kedua
bola mata tertuju ke arah ku, sampai saat ini pun aku masih tak mengerti,
ambigu bagiku tentang sebuah arti dari tatapannya.
Kalau saja waktu dapat membantuku kelak menjawab semua
keraguan ku atas arti sikap diam yang tak benar benar diam darinya, ku hanya
ingin berada pada sebuah REALITA.